………………………………………….
Rara
semakin terbawa arus mengikuti sifat kak
Teddy yang rada cuek dan masa bodoh…
Dulu
sebelum bertemu Kak Teddy, Rara sangat
peduli kepada siapapun, mungkin ia sudah merasa lelah, karena hanya dia yang
begitu perhatian tanpa ada balasan dari orang yang menjadi sahabatnya kini…
Rara
mengingat beberapa tahun silam, saat mereka pertama kali bertemu lagi , Rara
begitu antusias ingin bercerita panjang lebar semasa kuliah bersama kak Teddy,
sudah terekam bait kata yang akan ia ungkapkan. Kata yang tersusun rapi dalam
pikirannya saat itu.
Bisa
dibayangkan!! tiga puluh tahun lebih
tidak bertemu….pasti ada sesuatu yang ingin Rara ceritakan kepada Kak
Teddy…..rasanya Rara ngga sabar ingin bernostalgia dengan Kak Teddy………cuma itu
yang diinginkannya!!!
Rara memutar kembali
memorynya pada saat reuni kampus berlangsung beberapa tahun lalu…..
Rara memulai membuka
percakapan,setelah temannya mengajak Kak Teddy bertemu Rara……
“Hai
kak!! Ini Rara…masih ingat nggak?”
Rara menyodorkan tangannya
dihadapkan Kak Teddy, Rara hendak menyalaminya dan berharap Kak Teddy segera
mengingatnya. Rara melihat ekspresi wajah lawan bicaranya yang tampak
kebingungan..”
“Oh
my god!! Dia tidak ingat aku” bisik Rara dalam hati
Rara
mengambil Name tag yang ada di bajunya
ia tempelkan di gelas…ia berharap Kak Teddy bisa mengingatnya lagi.
“Kak!!
Kakak ngga ingat aku??? Masa sih”?
“Iyaa
aku lupa, mungkin karena sudah lama” jawabnya tanpa ekpresi dan datar saja
“Kamu?
Rara??
Rara tambah bingung atas
sikap Kak Teddy terhadapnya, rasanya Rara ingin menumpahkan tangisnya dihadapkan Kak Teddy..
“Kak!
Kakak puas telah membuatku kecewa” Rara
menyembunyikan tangisnya dihadapan temannya yang lain
Segera
saat itu juga Rara meninggalkan Kak
Teddy yang masih terbengong-bengong dihadapan Rara…, entah apa yang ada dalam
pikiran Kak Teddy…, begitu teganya ia mengatakan lupa aku?? Rara tak ingin Kak
Teddy melihat ia menangis karena kecewa…sumpahhh!!
Aku kecewa kak!!...
Jadi…..
dulu itu maksudnya apa kak?? Kakak selalu memperhatikan aku kemanapun aku
berada, di aula, dikantin, disetiap kegiatan kampus..kakak selalu mendekati
aku, tapi aku menjauh karena apa? Karena aku takut…Kakak hanya melihat dengan
sorot mata yang tajam, tanpa berbicara sepatah katapun…iyaa jelas aku takut kak!!!…karena setiap Rara berdekatan dengan
kakak, hati Rara berdebar kencang…entah kenapa…!! Hanya dengan kakak, Rara
begitu….
“Duuuhh
aku takut dengan orang ini!!”
“Apa
maksudnya? Kenapa dia selalu ngeliatin aku??” bisik Rara
Tapi
setelah puluhan tahun, rasa keingintahuan Rara menggebu, tapi Kak Teddy tidak
mengingatku lagi. Mungkin karena kak Teddy tidak hanya denganku dia selalu
memperhatikan seperti itu, mungkin banyak wanita-wanita lain yang ia amati,
sehingga ia tidak ingat satu persatu teman wanita dikampusnya, entahlah!! Pikiran
Rara saat itu sudah tak karuan, banyak asumsi yang menari-nari dalam
imajinasinya.
“Yahh sudahlah Ra.!! .Kak
Teddy tidak mengingatmu lagi, bukan berarti duniamu akan runtuh saat ini”….Rara
menghibur diri.
Hati
Rara sangat kecewa, wajahnya merah semu saat teman-temannya yang mempertemukan
ia dengan Kak Teddy meninggalkan mereka berdua.
Rara
tidak memperdulikan lagi Kak Teddy entah kemana, Rara kembali duduk menahan
kekesalannya. Walaupun Rara sudah tak peduli, ia bisa melihat Kak Teddy sering meng”candid”
nya…dia mengambil foto Rara dari jauh…Rara pura-pura tidak tahu. Padahal Rara
masih tetap melihat gerak geriknya.
Dengan
kamera tabletnya yang ia bawa, Rara melihat Kak Teddy sibuk mengambil moment
foto menarik di acara itu.
Bahkan kak Teddy sesekali
memanggil Rara!!!…
“Sini…kamu
berdiri disini…” sapa Kak Teddy yang merasa tak bersalah itu
Sontak
saja Rara kaget…
Oohh dia menyuruh aku
foto berdua temanku??
“Ahhh…sepertinya
dia mulai berani menyapaku..padahal aku sudah masa bodo…mau inget atau ngga,
Rara tak peduli lagi”..
Tapi anehnya Rara mengikuti saja perintah kak Teddy.., dan berkali-kali Rara melihat kak
Teddy membidikan kameranya kehadapannya…
Ketika di “candid” gengsi Rara tetap
tinggi, ia pura-pura tidak melihatnya.
Sampai
acara usai, mereka tidak berinteraksi lagi, Rara sibuk mengikuti acara sampai
selesai, dan kemungkinan Kak Teddy sudah pulang. Karena ketika namanya
dipanggil untuk mendapat “doorprize”
orangnya tidak muncul dipanggung.
Beberapa
hari kemudian, foto candid Kak Teddy muncul di FB (Facebook) nya, ada teman
Rara yang melihat dan foto tersebut di “ tag”ke FB Rara.
Dari
FB itulah persahabatan mereka berlanjut. Mereka bertukar nomer ponsel. Tadinya
mereka hanya menyapa melalui FB Messenger, namun tidak begitu nyaman untuk berkomunikasi di FB,
akhirnya WhatsApp menjadi pilihan mereka untuk sekedar bertanya kabar.
Dari
percakapan setiap hari dan rutin itulah, Rara menyadari Kak Teddy memang kakak
yang baik, perhatiannya tidak selalu ditunjukan nyata, tapi Rara semakin lama
semakin mengenalnya.
Sambil menulis cerita ini,
Rara sesekali melihat WhatsAppnya..ia membaca postingan kak Teddy beberapa hari
yang lalu…
“Kamu
mau aku kirimin bunga? Supaya cepat sembuh…?”
Tiba-tiba
kak Teddy jadi aneh gitu ya?? Ada apa ini? Rara menjadi heran, tapi Rara
langsung menebak…oohh mungkin dia hanya ngeledekin aja karena ada orang yang
selalu mengirimi Rara bunga setiap pagi …
Rara hanya menjawab ketus ….
“hhaaa??
Bunga?? Emang aku sakit?? Rara balik bertanya
Belum
sempat kak Teddy menjawab, Rara kembali mengadu kepada kakak yang disayanginya
ini…
“Kak……tau
ngga, kemarin aku ketemu teman SMA ku yang dulu pernah aku ceritain itu”
“Mana
kutahu, kamu ngga bilang…” jawab Kak Teddy seadanya
“Iyaa
ini aku mau bilang kak!! Diem kak..jangan berisik!!”
“Aku
heran kak, kenapa orang itu sering banget ketemu aku, padahal aku ngga pengen ketemu
dia, tapi kenapa dia selalu ada dimana-mana, sementara orang yang ingin aku
ketemu koq susah banget ya kak??
“Aku
pernah ketemu dia di mall 2 kali, lahh kemarin ketemu di supermarket, dan di
stasiun juga ketemu.., tapi aku menghindar, dan tidak mau menyapanya”, aku
males berteman dengan orang munafik..!!”
Rara terus nyerocos tanpa memberi
kesempatan kak Teddy untuk memotong curhatan Rara.
“Kenapa
aku malah ngga pernah ketemu kakak ya?? Tanya Rara
“Ooh
mungkin memang aku jarang pergi-pergi, jadi jarang bertemu kamu!!” jawab Kak
Teddy berkelit
“Aahhh
ngga koq, mungkin memang kita tidak boleh ketemu ya kak?? Atau memang kakak
ngga mau ketemu aku?? Kan kemarin waktu maksi kakak bilangnya mau maksi dan ngga
bilang lokasinya ada dimana?? Iyaa kan?? Desak Rara sedikit agak menuduh.
“Padahal
lokasinya dekat dengan rumahku..seandainya saja kakak bilang, mungkin aku bisa
meluncur kesana” pikiran Rara menerawang jauh sambil terus nyerocos merasa si
kakak membohonginya.
“Kan
aku bilang handphone ku lemot dan ketika akan memberi tahu kamu, HP ku langsung
mati, makanya setelah Hp aku charge, baru deh aku bisa mengirimkan foto-foto makanan
dan lokasi aku ada dimana” Kak Teddy kembali membela diri.
Tapi
memang benar beberapa kejadian, entah itu hanya kebetulan atau tidak, beberapa
kali Rara dan Kak Teddy nyaris bertemu ditempat yang sama, ketika mereka ingin
ke Mall yang sama, tapi tiba-tiba Kak Teddy mengurungkan niatnya ke Mall itu, padahal
sudah on the way, tapi malah putar balik.
Lalu pada
saat Rara melewati kantornya, kak Teddy
ada persis didepan kantornya .
“Kamu
naik mobil apa??” tanya kak Teddy waktu itu
“Aku
lagi didepan Starbuck nih, lagi ngudut (merokok) depan payung kuncup
“Eeehh
aku mampir ya kak?? Tanya Rara
“Mampir
aja…” Kak Teddy menantang Rara
“Eehh
ngga jadi deh Kak, mobilku dijalur cepat
nih.., nanti putar baliknya jauh lagi, sementara aku harus buru-buru pulang”
“Lain
kali ya kak…”
Rara sambil mengirim foto
lokasi keberadaannya sekarang, yang agak macet.
“Oohh
kamu kena macet disana ya? Tanya kak Teddy
“Iya
kak, macet nih disini…” jawab Rara agak pasrah
Sebenarnya
Rara agak sedih, padahal posisinya tinggal sejengkal lagi untuk mendekati
kantor Kak Teddy, tapi ya sudahlah, mungkin belum saatnya mereka bertemu, Rara
menghibur diri sambil menyetel radio mobilnya sesekali ia bersenandung sambil mendengarkan lagu kesukaannya yang kebetulan
siang itu diputar di Brava Radio, Radio favoritenya yang selalu menemaninya
ketika bepergian.
“ When you say nothing at
all”
Ronan Keating
It’s amazing how you can
speak right to my heart
Without saying a word you
can light up the dark
Try as I may I can never explain
What I hear when you don’t
say a thing
The smile on your face let’s
me know that you need me
There’s a truth in your eyes
saying you’ll never leave me
The touch of your hand says
you’ll catch me wherever I fall
You say it best, when you
say nothing at all
All day long I can hear
people talking out loud (oh)
But when you hold me near
(oh, hold me near)
You drown out the crowd
(drown out crowd)
Try as they may, they can
never defy
What’s been said between
your heart and mine
The smile on your face let’s me know that you need me
There’s a truth in your eyes
saying you’ll never leave me
The touch of your hand says
you’ll catch me wherever I fall
You say it best, when you
say nothing at all……..
Lagu
ini sangat menyentuh hatinya. ia semakin melow dalam perjalanan menuju pulang
kerumahnya. Apalagi udara diluar sana agak mendung, menambah kegalauan hatinya
yang tidak karuan..
Mungkin
ia hanya bisa menitip rindunya kepada sang kakak melalui angin sepoi yang
bertiup kencang dilangit sudirman……
BERSAMBUNG…….
Comments
Post a Comment