Skip to main content

BUS AND LOVE “BUS 213 DAN COPET” (FLASH FICTION)




            Bus and Love buku yang diterbitkan setahun yang lalu, buku ini berisikan beberapa cerita saya dan teman-teman.

Kisah yang ditulis tidak seperti biasanya karena berupa Flash fiction( FF), karya fiksi singkat bahkan lebih ringkas daripada cerpen terdiri dari 1000 atau 2000 kata, sedangkan flash fiction memilih antara 250 sampai 1000 kata.

Keterbatasan jumlah kata FF sendiri sering kali memaksa beberapa elemen (protagonist, konflik, tantangan dan resolusi) untuk muncul tanpa tersurat, cukup disiratkan dalam cerita secara exterm.

            Menulis FF ibaratnya hanya sebuah jeperetan foto, kita mencoba untuk menggambarkan dengan kata sendiri apa yang terjadi di balik sebuah foto dan kita harus berpikir secara minimalis.

Kesulitan sering terjadi bagi Penulis novel yang sudah terbiasa menulis cerita dengan kalimat yang panjang, disini kita harus menulis dengan kata yang begitu minim. Saat saya menuliskan cerita “BUS 213 dan COPET”saya sempat bingung apa yang harus saya tulis, karena pemilihan kalimat yang singkat dan tepat pada inti cerita mengharuskan saya terpaksa sering memenggal kalimat yang dirasa sangat penting, karena FF harus pas 250 hingga 1000 kata saja, hampir saja saya putus asa bahkan menyerah untuk tidak melanjutkan ikut project menulis, tapi dengan semangat yang menggebu tulisan saya akhirnya bisa diselesaikan tepat waktu walau sudah mepet deadline nya. Saya coba memangkas kalimat yang dirasa tidak perlu hingga menjadi sebuah cerita dengan konflik batin yang mewakili emosi saya dalam cerita tersebut. Tulisan saya dalam kisah ini hanya terdiri dari 250 kata tidak lebih..(harap maklum karena udah mempet waktunya..hihiii)

            Buku  bersampul pink ini berisikan 16 kisah Penulis perempuan yang menceritakan pengalaman menggunakan transportasi umum seperti Bus dan kisah cinta dalam kehidupannya.



****
Saya mengambil tema BUS dengan judul “ BUS 213 dan Copet”



Pada halaman 16 buku ini merupakan tulisan saya yang diangkat dari sebuah kisah pribadi. Saya tertarik menuliskan pengalaman  saat kuliah sekitar tahun 1983 hingga 1988 yang mempunyai kenangan cukup menegangkan perihal bus 213 dan copet parlentenya.

Seperti biasa setiap pagi saya berangkat kuliah menggunakan transportasi umum. Bus 213 inilah yang menjadi langganan saya karena dari rumah menuju kampus Universitas Pancasila hanya 1 kali naik kendaraan, dari Cawang hingga Megaria, lalu saya jalan kaki menuju kampus di jalan Borobudur 7 Jakarta Pusat.

Bus ini selalu penuh sesak setiap pagi bercampur baur antara mahasiswa, pelajar, pedagang maupun  pegawai kantoran bahkan dimanfaatkan juga oleh orang jahat seperti copet yang mengambil situasi untuk memepet penumpang-penumpang yang berdiri berdesak-desakan, menutup tangannya dengan koran sehingga aksinya tidak diketahui oleh korban.

Terkadang pengamenpun ikut masuk ke dalam bus. Bisa dibayangkan sengsaranya saya saat itu berangkat kuliah dengan pakaian rapi dan badan yang wangi, lalu saat turun wajah langsung kusut, bau rokok nempel di baju, badan campur baur sakit tak karuan dipepet sana sini. Ketika saya mengingat peristiwa itu  rasanya cukuplah kesengsaraan itu menjadi kenangan pahit bagi saya dan jangan sampai terulang lagi.

Saat itu saya hanya pasrah untuk tetap bertahan, karena tidak ada transportasi lain yang bisa saya gunakan.Dengan tekad yang kuat saya berjanji pada diri sendiri untuk menyelesaikan kuliah tepat waktu selain meringankan beban orang tua yang sudah pensiun, saya juga tak ingin penderitaan ini berlanjut, apalagi ketakutan saya saat menunggu bus di halte Megaria selalu bertemu dengan pencopet yang berlagak seperti pegawai kantoran dengan pakaian yang rapi selalu membawa tas koper samsonite (tas koper kecil) yang tak lupa menyelipkan koran di tangannya, saya hapal wajah copetnya tapi tak bisa berbuat apa-apa ketika tak sengaja memergoki aksi mereka yang merogoh tas korban, matanya melotot kearah penumpang yang melihat, sehingga saya dan orang disekitarnya hanya mengabaikan saja, karena takut si copet membawa senjata tajam.Peristiwa tersebut membuat saya trauma menggunakan transportasi umum.

Bagaimana akhir kisahnya?

Karena cerita ini ditulis dalam bentuk Flashfiction, tidak bisa diuraikan secara detail. Saya berencana untuk membuat menjadi cerpen agar lebih detail lagi.
Ditunggu yaaa…,semoga tidak kena virus malas..hehehee



Cinere, 04.03.2020

Comments

Popular posts from this blog

DRESS CODE.!!!!!!!!!!!!!

                        dress code tema "cowgirl/cowboy" FHUP83 Kita sering mendengar kata “ Dress Code”   dalam sebuah undangan yang tertulis, dimana dalam undangan tersebut sering dicantumkan   dress code yang harus kita kenakan., namun kadang2 undangan untuk mengenakan dress code ada yang tidak tertulis, misalnya undangan arisan, ataupun hanya untuk seru2an bareng teman2 Demikian juga   jika kita tergabung dalam banyak komunitas, tentu saja sering kita menghadiri berbagai macam acara, seperti misalnya saya sering mendapat undangan untuk   acara nonton bareng media, ulang tahun brand tertentu , reunion, demo masak,   ataupun acara talk show dll , yang mengundang selalu mengingatkan   kita jika ada dress code yang harus dikenakan para undangan. Seperti contoh foto saya di bawah ini, foto dengan dress code nuansa orange dalam acara demo masak dengan Chef Bara Pattiradjawane...keren juga kan??                               Cooking class bersama Chef Bara

I LOVE YOU BEIB….

Buku bersampul biru berjudul  “ I LOVE YOU BEIB” boneka Teddy bear tampak didepannya  memegang bantal berbentuk hati, dan tertulis nama penulisnya Dwi Andhika… Dwi Andhika yang saya ketahui merupakan seorang artis, ternyata dia sudah menerbitkan 2 buku … Buku pertama  “Tears spring in Korea” terbit tanggal 11 November 2012 . Lalu buku kedua launching pada tanggal 11 April 2014. Penasaran dengan buku ini???? Yuuukk kita review buku tentang Cinta ini…..! CINTA………!!! Cinta itu buta…..cinta itu kadang datang tak terduga…..Cinta dari padangan pertama, hingga susah untuk dilupakan….….cinta tak mengenal batas usia…cinta yang abstrak…cinta…cinta…cinta oohh!!!! berjuta rasanya!!! Cinta sepasang kekasih ………..  Cinta harus terucapkan lewat bibir? lewat kata-kata yang romantis, cukupkah hanya dengan sebuah  isyarat lewat  puisi??? Atau pemberian lewat setangkai bunga mawar??? Atau hadiah-hadiah lainnya?? Sebuah kewajibankah untuk selalu menyatakannya dengan men

“LOGIKA CINTA” (SIGIT RISAT)

Sudah lama saya tidak me" review"  buku yang saya baca, namun kali ini saya sangat tertarik dengan buku yang satu ini..entah kenapa,buku ini membuat saya begitu penasaran. “LOGIKA CINTA” karya mas SIGIT RISAT. seperti hal buku sebelumnya yang saya baca “JIWA BAHAGIA” saat saya sedang sedih buku itu mampu menyihir saya sehingga menjadi tenang dan menemukan kebahagiaan….. JUDUL BUKU : LOGIKA CINTA PENULIS : SIGIT RISAT PENERBIT : TRANSMEDIA PUSTAKA JUMLAH HALAMAN : 199 Dalam buku ini ada banyak kalimat yang menginspirasi saya…salah satunya…. “Hiduplah dengan cinta dan hindarilah kebencian. Dengan kebencian anda akan menderita, karena kebencian sudah dikutuk menjadi penghapus kebahagiaan” Pada saat saya membaca tulisan diatas, saya merenung…kenapa sih saya harus membenci orang lain, ya mungkin pada saat itu saya tidak terima ucapan maupun tindakan yang tidak berkenan dari orang tersebut terhadap saya   , tapi jika merasakan kebencian yang sa