Cerita Thia

Alhamdulillah masih diberi kesempatan bertemu lagi tanggal 17 Mei 2016…. Tanggal 17 Mei merupakan hari yang sangat bersejarah dalam hidupku, karena tanggal inilah aku dilahirkan…. Banyak sudah pelajaran hidup yang ku alami sampai detik ini, rasanya masih banyak kekuranganku baik menjadi isteri maupun sebagai ibu bagi anak-anakku.. Beruntung aku diberikan suami yang sabar penuh kasih sayang…juga anak-anakku yang santun dan membanggakan.. Hari ini aku menerima tulisan tulisan yang indah dari mereka…ucapan ulang tahun yang pertama diberikan oleh Mahira Ayasha Zalfa, puteri bungsuku… Mahira anak yang manis walau agak sedikit tomboy, mungkin karena kedua kakaknya laki-laki.., tapi Mahira merupakan anak yang selalu memberi perhatian .karena anak perempuan mungkin lebih peka dari pada anak laki laki. Ia sering menceritakan teman-teman sekolahnya yang baik yang selalu menjaganya, karena Mahira beberapa bulan yang lalu menjalani operasi tulang belakang, sehingga masih

Mengutip Puisi di halaman 185 dari novel   “peREmpuan”yang terinspirasi dari kisah nyata si Penulisnya   Kang Maman… Pagi menyusuri pemakaman Aku tiba di pusaramu Terpana, Nisan tidak berubah Tetap dari kayu Disana tertulis : “Ibuku Rabi’ah al Adawiyah Wafat dalam pelukan Allah Pagi beranjak, Siang menjelang Kutinggalkan pusara, Menjauh…. Kusenandungkan lagu cinta Rabi’ah al Adawiyah : Tuhanku, Tenggelamkan aku dalam cintaMU Hingga tak ada satu jua Yang menggangguku Dalam jumpaMU Kamu.. Pernah senandungkan itu Disatu malam tak berbintang Kala engkau melangitkan cintamu Dan bertanya : “Masihkah ada surga Untuk seorang perempuan Seperti Aku?” Jika tak ada lagi Ruang kosong disana Sungguh Tak mengapa Karena Engkau sendiri Cukuplah bagiku Puisi yang sangat menyentuh,   di tulis oleh Kang Maman , penulis novel “peREmpuan” dan beliau mempunyai ikatan bathin yang kuat dengan tokoh dalam novel ini ya