Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2019

MENGHARGAI SEBUAH KARYA

            Menjadi seorang Penulis itu tidaklah mudah, kadang mencari ide cerita ngga juga ketemu, hingga nangis bombay pasrah ngga juga di dapat,   berbulan bulan sepi karya, otak buntu dan lain sebagainya karena menulis itu ngga bisa dipaksa, tergantung mood nya. Anehnya ide cerita sering gue dapat ditengah malam, saat terjaga dari tidur,   sumber inspirasi melayang-layang di otak gue begitu saja, kadang gue langsung ambil secarik kertas, hanya menuangkan ide, nanti baru dikembangkan lagi setelah pagi. Yang ngga kalah bikin jantung mau copot dari rongganya, ketika tulisan yang kita untai itu menjadi kontroversi, ada yang mengklaim kayak gini.. ”Ehh!! Tulisan elo certain tentang gue ya??” Duuh!! rasanya gue pengen ngamuk dan teriak sekenceng-kencengnya.. “Maksud loe?? Emang di dunia ini hanya cerita tentang elo aja yang kayak gini!! Banyak yang mirip-mirip, padahal gue ngga pernah nulis nama tokoh aslinya, selalu gue samarkan, sampe pusing gue cari nama ya

BERJANJILAH PADA SEMESTA

BERJANJILAH PADA SEMESTA Tak perlu mengaku bersalah Jika itu hanya terpaksa Ego yang kau pupuk meluapkan amarah Rasaku telah mati Bersama raga yang kian menjauh Ku ikhlaskan kau pergi Semua sudah terlambat Saat namaku tercoreng karena ulahmu Kini lukaku tak jua menepi Bergumul dilorong nestapa Hingga batin terkoyak Biarkan kepuasanmu membuatku terpuruk Netra tajam menyorot hina Memandangku sebelah mata Membuat malu tak jua reda Inikah hadiah terindah untukku? Berhasil memuaskan batinmu? Hingga akhirnya ku berdarah-darah dan harus membencimu Berjanjilah pada semesta Hingga waktu kita tiada Jangan benamkan derita nestapa Hingga menutup akhir cerita kita Ku tunggu ikhlas kata maafmu Tak hanya sebait kata “Yaaaa…aku salah!! Marahlah…. Hujan gerimis di Minggu pagi Cinere, 27 Januari 2019

CATATAN KEMARIN

CATATAN KEMARIN.......... Rintik hujan memilin kata Meruntut kisah yang tak biasa Bertahan memutar gejolak di jiwa Tetesannya meramu amarah yang kian membuncah Bisakah kau hapus semua aksara Yang pernah   kau kirim tanpa ku minta Mengusik pilu di dalam raga Sapamu tak pernah ku pahami Saat mentari menyapa pagi Kicau burung siap menghampiri Tak pernah bisa ku halau pergi Namun kini hati terguras emosi Kamu bilang kita bersahabat Tempatku mengeluh dan berteduh Yang mampu mengerti dan memahami TAPI… Kau biarkan aku meratap sendiri Bersembunyi tanpa kau halangi Egomu melebihi semesta Berlari tanpa jeda Jangan tanya aku dimana.. Jangan menyapa aku kenapa.. **** Rintik hujan, Cinere 25 Januari 2019

UNTUK SEBUAH NAMA

Rasaku telah mati terkubur debu tersapu angin longoklah sejenak jika kau mau masuk ke dalam rongga jiwa ada sepi di sana hening riak menyatu Untuk sebuah nama yang dulu pernah melukis memori ku hembus perlahan lalu menghilang disaksikan berjuta bintang   menampakan cahaya kemilau walau... kian meredup tertutup awan kelabu Usai sudah cerita kita tak usah kau ungkit masa lalu tak perlu resah tak perlu gelisah karena......aku baik-baik saja biarkan serpihan rasa itu tersapu badai terberai seiring waktu jangan kau rajut kembali cinere 24 Jan 2019