Skip to main content

Posts

Showing posts from 2019

SELANGKAH LAGI MERAIH IMPIAN (CERPEN) FIKSI

“Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu” ( Andrea Hirata, Laskar Pelangi )             Andai ku bisa berlari memutar   waktu,   mengingat kembali masa indah berkumpul dan bercengkrama bersama beliau yang ku panggil Ayah, mungkin aku tak akan pernah menyesal seperti sekarang ini, aku belum   bisa membuatnya bangga hingga beliau menutup mata untuk selama-lamanya, beliau telah pergi ketempat peristirahatan terakhir di surga abadi. Masih ku ingat, lima belas tahun yang lalu, ayah begitu bangga menceritakan kepada semua orang bahwa beliau memiliki puteri cantik   yang   berbakat,   selain pintar menyanyi juga pandai menulis, itulah Aku!, Beliau ingin sekali agar aku bisa menyalurkan bakat menjadi seorang Penyanyi terkenal hingga ke Mancanegara atau menjadi Penulis yang menghasilkan novel best seller tersohor seantero jagat raya. Angan itu bukan saja impian seorang Ayah yang menginginkan anaknya sukses, tapi sebuah cita-citaku yang terpendam. Siapa sih yang

BAGAI SEBUAH MIMPI

Semakin kuat bulir-bulir cinta yang kurasakan saat kita bersama Kau berikan kesejukan dihatiku hingga aku terjatuh dalam dekapmu Kasih sayangmu membuat hatiku luluh dalam api cintamu Aku terbuai hingga melambung ke langit hingga menembus awan Ku tatap indahnya malam   penuh bintang memancarkan cahaya kemilau Kau hadir kembali   seakan aku hidup dalam mimpi .. Kisah cinta kita yang pernah kita alami   Namun….tak ku sadari dinding pemisah yang begitu kokoh Di antara kita……                             Iman kita yang tak mungkin menyatu..                            Kamu yang pernah ku cintai Lupakan aku!! Biarkan aku pergi menjauh dari hidupmu Aku lelah…..Aku pasrah…   Ya Allah.. Kau ajarkan aku tuk bersabar Atas semua jalan hidupku yang penuh liku Aku ingin kembali menggapai cintaMU Hanya denganMU semua kebimbanganku pupus sudah Dijalan hijrah ku temukan sebongkah cahaya terang Di jalan hijrahku ku temukan cinta yang abadi dariMU… Terima Ka

JANGAN BIARKAN RASA BENCI MENGENDAP DALAM DIRI , MAAFKANLAH MEREKA YANG TELAH MENYAKITI HATIMU

            P ernahkah teman-teman merasa di sakiti dan dikhianti oleh sahabat?? Mungkin saja pernah?? Contoh kecilnya saja seperti sahabat yang awalnya akrab dan sangat kita percaya tapi ternyata ia berkhianat. Banyak hal yang membuat kecewa hingga   harus berpikir  “ Apakah kita bisa memaafkan mereka yang sudah menyakiti hati bahkan meninggalkan luka teramat perih??. Apakah pantas mereka kita maafkan??             Sebagai manusia biasa, memaafkan dan memberi maaf bukanlah perkara mudah, harus mempunyai keberanian dan berjiwa besar, karena untuk berdamai dengan diri sendiri saja terkadang sulit, apalagi untuk berdamai dengan mereka yang sudah jelas menyakiti hati kita, harus berpikir ribuan kali untuk memaafkannya.   Tapi……. kita harus menyadari sampai kapan rasa marah, dendam, kecewa terus tersimpan dalam diri?? Tentu saja hidup akan terganggu, perasaan yang tidak nyaman membuat kita sulit membuka diri dalam pergaulan.             Contoh kejadian yang pernah say

JANGAN DEKAT-DEKAT DENGAN PENULIS… NANTI KAMU AKAN…………????

google.com             Enak ngga sih jadi seorang Penulis?? kalimat itu sering ditanyakan beberapa orang teman kepada saya, entah hanya karena benar-benar ingin tahu, atau hanya sekedar basa basi saja alias kepo!!! Jawabannya akan bervariasi, ada enak dan ada juga tidak enaknya. Enaknya seperti apa??              Untuk saya pribadi menulis itu semacam terapi, semua kekesalan yang ada dalam diri ini bisa terlepas di saat saya merangkai kata menuliskan kegundahan hati, semua beban di dalam diri akan hilang, hati menjadi lega, semua uneq-uneq itu saya muntahkan dalam sebuah tulisan. Banyak orang menghabiskan waktu di café, berkumpul dengan teman-teman, nonton bioskop, berkaraoke dan masih banyak pelarian untuk menghalau stress, namun ada cara lain untuk menghilangkan stress, yaitu dengan menulis, karena menulis bisa kita lakukan dimana saja, tanpa berinteraksi dengan orang lainpun, tak perlu berbasa basi, semua bisa kita lakukan di rumah. Tinggal kita membuka lapto

MENGHARGAI SEBUAH KARYA

            Menjadi seorang Penulis itu tidaklah mudah, kadang mencari ide cerita ngga juga ketemu, hingga nangis bombay pasrah ngga juga di dapat,   berbulan bulan sepi karya, otak buntu dan lain sebagainya karena menulis itu ngga bisa dipaksa, tergantung mood nya. Anehnya ide cerita sering gue dapat ditengah malam, saat terjaga dari tidur,   sumber inspirasi melayang-layang di otak gue begitu saja, kadang gue langsung ambil secarik kertas, hanya menuangkan ide, nanti baru dikembangkan lagi setelah pagi. Yang ngga kalah bikin jantung mau copot dari rongganya, ketika tulisan yang kita untai itu menjadi kontroversi, ada yang mengklaim kayak gini.. ”Ehh!! Tulisan elo certain tentang gue ya??” Duuh!! rasanya gue pengen ngamuk dan teriak sekenceng-kencengnya.. “Maksud loe?? Emang di dunia ini hanya cerita tentang elo aja yang kayak gini!! Banyak yang mirip-mirip, padahal gue ngga pernah nulis nama tokoh aslinya, selalu gue samarkan, sampe pusing gue cari nama ya

BERJANJILAH PADA SEMESTA

BERJANJILAH PADA SEMESTA Tak perlu mengaku bersalah Jika itu hanya terpaksa Ego yang kau pupuk meluapkan amarah Rasaku telah mati Bersama raga yang kian menjauh Ku ikhlaskan kau pergi Semua sudah terlambat Saat namaku tercoreng karena ulahmu Kini lukaku tak jua menepi Bergumul dilorong nestapa Hingga batin terkoyak Biarkan kepuasanmu membuatku terpuruk Netra tajam menyorot hina Memandangku sebelah mata Membuat malu tak jua reda Inikah hadiah terindah untukku? Berhasil memuaskan batinmu? Hingga akhirnya ku berdarah-darah dan harus membencimu Berjanjilah pada semesta Hingga waktu kita tiada Jangan benamkan derita nestapa Hingga menutup akhir cerita kita Ku tunggu ikhlas kata maafmu Tak hanya sebait kata “Yaaaa…aku salah!! Marahlah…. Hujan gerimis di Minggu pagi Cinere, 27 Januari 2019

CATATAN KEMARIN

CATATAN KEMARIN.......... Rintik hujan memilin kata Meruntut kisah yang tak biasa Bertahan memutar gejolak di jiwa Tetesannya meramu amarah yang kian membuncah Bisakah kau hapus semua aksara Yang pernah   kau kirim tanpa ku minta Mengusik pilu di dalam raga Sapamu tak pernah ku pahami Saat mentari menyapa pagi Kicau burung siap menghampiri Tak pernah bisa ku halau pergi Namun kini hati terguras emosi Kamu bilang kita bersahabat Tempatku mengeluh dan berteduh Yang mampu mengerti dan memahami TAPI… Kau biarkan aku meratap sendiri Bersembunyi tanpa kau halangi Egomu melebihi semesta Berlari tanpa jeda Jangan tanya aku dimana.. Jangan menyapa aku kenapa.. **** Rintik hujan, Cinere 25 Januari 2019

UNTUK SEBUAH NAMA

Rasaku telah mati terkubur debu tersapu angin longoklah sejenak jika kau mau masuk ke dalam rongga jiwa ada sepi di sana hening riak menyatu Untuk sebuah nama yang dulu pernah melukis memori ku hembus perlahan lalu menghilang disaksikan berjuta bintang   menampakan cahaya kemilau walau... kian meredup tertutup awan kelabu Usai sudah cerita kita tak usah kau ungkit masa lalu tak perlu resah tak perlu gelisah karena......aku baik-baik saja biarkan serpihan rasa itu tersapu badai terberai seiring waktu jangan kau rajut kembali cinere 24 Jan 2019