Skip to main content

"Di Tempa Sang Waktu" ( Eep S Magdir "Kang Eep)

"Novel yang Membuat Penasaran Pembaca"

Sejak awal saya ingin sekali membaca novel ini, novel membuatku sangat penasaran, apalagi dari covernya seorang laki-laki dengan raut wajah yang misterius, saya yakin bahwa sang tokoh ini tidak bahagia dan mempunyai banyak permasalahan. Tidak ada raut kebahagiaan didalamnya.

Saya suka novel yang terinspirasi dari kisah nyata. Dari bab ke bab dari novel ini saya baca perlahan-perlahan dan mencoba menelusuri makna cerita novel ini. Jujur ada rasa kesal sedih, kecewa bercampur menjadi satu, apalagi jika melihat watak Wina yang sangat keras kepala dan isteri yang tidak pantas untuk dicontoh. Terlalu banyak hal-hal negatif yang ia lakukan, mungkin itu karena masa lalu Wina yang membuat jiwanya labil. Tapi dibalik itu saya sangat salut dengan Gilang yang sangat sabar menuntun isterinya, saya berpikir kok Gilang kuat, sangat tabah, dan sabar menghadapi isterinya ini. Gilang mempunyai hati yang lembut dan mau mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan isterinya.

Setelah berpisah dengan Wina, Gilang kembali bertemu dan berkenalan dengan beberapa wanita, salah satunya adalah Revina. Saya berpikir dan menyangka dengan Revinalah Gilang berjodoh. Tetapi ternyata sangkaan saya salah. Tokoh Revina meninggal karena sakit kanker otak stadium 4, disini saya dibuat larut dalam kesedihan. Saya tidak rela Revina meninggal, titipan surat yang dibuat utk Gilang membuat saya benar-benar terharu. Saya tidak habis pikir, mengapa Kang Eep sebagai penulis menyisipkan kisah sedih ini, tentu ada maksud dibaliknya.

Sepeninggal Revina, Gilang kembali dekat dengan wanita, kali ini bernama Santi, seorang janda. Gilang sangat mencintainya, tetapi sayangnya sifat Santi sangat pencemburu, tidak ada bedanya dengan Wina, mantan isterinya Gilang. Berkali-kali Gilang harus mengalah, bahkan sampai sempat mengorbankan anak-anaknya sendiri. Ternyata sifat pencemburu Santi itu adalah cerminan dari dirinya sendiri, yaitu untuk menutupi kebohongannya. Akhirnya, kebohongan Santi pun terkuak. Setelah rencana pernikahan Gilang dan Santi tertunda, Santi menikah diam-diam dengan laki-laki lain, tetapi walaupun sudah menikah, Santi masih berpacaran dengan Gilang. Santi menjadikan Gilang sebagai selingkuhannya.

Gilang adalah laki-laki yang terlalu sabar, kalau tidak boleh disebut bodoh. Kebodoohan-kebodohan Gilang ini yang dimanfaatkan oleh Santi, sehingga Gilang dibutakan mata hatinya untuk tetap mencintai, menerima Santi dalam pelukannya, karena janji-janji Santi yang akan meminta bercerai dari suaminya.
Saya suka novel ini karena banyak nilai-nilai hidup yang disampaikan kepada pembaca, bahwa semua permasalahan pasti ada jalannya. Gilang yang akhirnya menyadari kebutaaan hatinya, lalu bertaubat, kemudian berikhtiar dan berdoa agar semua masalahnya dapat terselesaikan. Banyak norma-norma pernikahan yang disampaikan di novel ini, hal-hal sepele yang sering terlupakan, soal cinta, kesetiaan, dan pengorbanan.

Novel ini berakhir dengan happy ending. Inilah yang saya tunggu-tunggu setelah rasa kepenasaran saya yang terus memuncak. Gilang dan anak-anaknya akhirnya menemukan kebahagiaan di kehidupan rumah tangga dengan istri barunya, yang mencintai dan menghormati Gilang, serta menyayangi kedua anak Gilang.
Terus berkarya, Kang Eep, ditunggu karya-karya berikutnya.

Thia Lutfi - Pencinta Novel

Comments

Popular posts from this blog

“PUISI CINTA “UNTUK SUAMIKU TERSAYANG”

TO :  My Lovely hubby... Lutfi Sofyan Ismael 15 November 2014 Suamiku tersayang…. Malam ini … Bintang nampak bersinar menebar kerlip   cinta begitu indah Bulan menyapa dikeheningan malam... menghantarkan kehangatan   senyuman Mungkin….. bintang, bulan dan seluruh alam semesta turut merasakan Kebahagiaan yang kau rasakan saat ini Semua ingin menyambut dengan suka cita  yaaaaa......menyambut hari lahirmu hari ini...  sayangku Ku rasakan tiupan   angin begitu mendesir mendesah Membuat   bergemuruh kencang di dada Kutatap wajahmu yang tertidur nyenyak   di peraduan Kukecup keningmu dan kubisikan sesuatu untukmu… I LOVE YOU..... Kau begitu membuatku terpana..  Kau telah membuatku terlena Kau telah membuatku terpesona Kau adalah suamiku yang luar biasa Tak salah aku mencintaimu Tak salah aku sangat menyayangimu... Tak salah aku bertemu disaat yang tepat Sayangku.. Mungkin Aku sering membuatmu sedih Se...

"CERITA MASA SMA" REUNI 33 TAHUN & HBH SMANDEL 83

kehebohan Texasland Kucoba untuk mendengarkan   lagu yang dikirim sahabatku Erwin   melalui WhatsApp malam ini, lagu dari Chrisye “ANDAI   AKU   BISA” lagu ini menemaniku menulis cerita indahnya masa SMA., …….. “Andai aku bisa memutar kembali….waktu yang tlah berjalan tuk kembali bersama didirimu selamanya….Bukan maksud aku membawa dirimu masuk terlalu jauh ke dalam kisah cinta yang tak mungkin terjadi…. Dan aku tak punya hati untuk menyakiti dirimu…dan akuuuu…. tak punya hati tuk mencintai …..dirimu yang selalu mencintai diriku walau kau tahu diriku masih bersamanya……..” Omaigaaaattttt!! Lagu baper sedunia ini mampu membuat aku melamun dan mencoba untuk mengingat-ingat indahnya masa SMA.., masa remaja kala itu…. apalagi yang punya kisah cinta di SMA ya ehmmm..!!Ku ingat juga..ketika berangkat ke sekolah   kadang berjalan kaki atau   naik becak di ujung tongtek itu…menuju sekolah ku di SMA N 8 Bukit duri Jakarta selatan.   Sekol...

BINCANG SANTAI BERSAMA NADIA SILVARANI (Penulis Buku “ Ada Apa Dengan Cinta

Ketika saya teringat lagi sosok remaja yang penuh kreativitas dalam hal menulis, terlintas keinginan saya untuk menghubunginya lagi. Nadia Silvarani , seorang remaja lulusan Sastra Perancis Universitas Indonesia tahun 2006 dan   Ilmu Komunikasi UI tahun 2013. Ia penulis buku dari Film “ Ada Apa Dengan Cinta ” yang sangat fenomenal itu. Sudah banyak buku-buku yang telah diterbitkan antara lain Love in Paris, Love in London, Bintang Jatuh, 3 Srikandi dan masih banyak lagi. Walaupun sudah sangat terkenal, ia sosok yang sangat ramah dan tidak sombong. Itulah sebabnya  terbersit keinginan saya untuk bertemu dengannya lagi . Setahun yang lalu, saya pernah menjalin kerjasama dengannya. Awalnya saya hanya menanyakan kabarnya saja. Ketika ia ada waktu luang, saya memutuskan untuk janjian bertemu dengannya, hanya sekedar ngobrol santai, karena banyak keingintahuan saya atas kesuksesannya menerbitkan karya-karya tulisannya dalam buku fiksi, cerpen bahkan novel itu....