"Novel yang Membuat Penasaran Pembaca"
Sejak
awal saya ingin sekali membaca novel ini, novel membuatku sangat
penasaran, apalagi dari covernya seorang laki-laki dengan raut wajah
yang misterius, saya yakin bahwa sang tokoh ini tidak bahagia dan
mempunyai banyak permasalahan. Tidak ada raut kebahagiaan didalamnya.
Saya suka novel yang terinspirasi dari kisah nyata. Dari bab ke bab dari novel ini saya baca perlahan-perlahan dan mencoba menelusuri makna cerita novel ini. Jujur ada rasa kesal sedih, kecewa bercampur menjadi satu, apalagi jika melihat watak Wina yang sangat keras kepala dan isteri yang tidak pantas untuk dicontoh. Terlalu banyak hal-hal negatif yang ia lakukan, mungkin itu karena masa lalu Wina yang membuat jiwanya labil. Tapi dibalik itu saya sangat salut dengan Gilang yang sangat sabar menuntun isterinya, saya berpikir kok Gilang kuat, sangat tabah, dan sabar menghadapi isterinya ini. Gilang mempunyai hati yang lembut dan mau mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan isterinya.
Setelah berpisah dengan Wina, Gilang kembali bertemu dan berkenalan dengan beberapa wanita, salah satunya adalah Revina. Saya berpikir dan menyangka dengan Revinalah Gilang berjodoh. Tetapi ternyata sangkaan saya salah. Tokoh Revina meninggal karena sakit kanker otak stadium 4, disini saya dibuat larut dalam kesedihan. Saya tidak rela Revina meninggal, titipan surat yang dibuat utk Gilang membuat saya benar-benar terharu. Saya tidak habis pikir, mengapa Kang Eep sebagai penulis menyisipkan kisah sedih ini, tentu ada maksud dibaliknya.
Sepeninggal Revina, Gilang kembali dekat dengan wanita, kali ini bernama Santi, seorang janda. Gilang sangat mencintainya, tetapi sayangnya sifat Santi sangat pencemburu, tidak ada bedanya dengan Wina, mantan isterinya Gilang. Berkali-kali Gilang harus mengalah, bahkan sampai sempat mengorbankan anak-anaknya sendiri. Ternyata sifat pencemburu Santi itu adalah cerminan dari dirinya sendiri, yaitu untuk menutupi kebohongannya. Akhirnya, kebohongan Santi pun terkuak. Setelah rencana pernikahan Gilang dan Santi tertunda, Santi menikah diam-diam dengan laki-laki lain, tetapi walaupun sudah menikah, Santi masih berpacaran dengan Gilang. Santi menjadikan Gilang sebagai selingkuhannya.
Gilang adalah laki-laki yang terlalu sabar, kalau tidak boleh disebut bodoh. Kebodoohan-kebodohan Gilang ini yang dimanfaatkan oleh Santi, sehingga Gilang dibutakan mata hatinya untuk tetap mencintai, menerima Santi dalam pelukannya, karena janji-janji Santi yang akan meminta bercerai dari suaminya.
Saya suka novel ini karena banyak nilai-nilai hidup yang disampaikan kepada pembaca, bahwa semua permasalahan pasti ada jalannya. Gilang yang akhirnya menyadari kebutaaan hatinya, lalu bertaubat, kemudian berikhtiar dan berdoa agar semua masalahnya dapat terselesaikan. Banyak norma-norma pernikahan yang disampaikan di novel ini, hal-hal sepele yang sering terlupakan, soal cinta, kesetiaan, dan pengorbanan.
Novel ini berakhir dengan happy ending. Inilah yang saya tunggu-tunggu setelah rasa kepenasaran saya yang terus memuncak. Gilang dan anak-anaknya akhirnya menemukan kebahagiaan di kehidupan rumah tangga dengan istri barunya, yang mencintai dan menghormati Gilang, serta menyayangi kedua anak Gilang.
Terus berkarya, Kang Eep, ditunggu karya-karya berikutnya.
Saya suka novel yang terinspirasi dari kisah nyata. Dari bab ke bab dari novel ini saya baca perlahan-perlahan dan mencoba menelusuri makna cerita novel ini. Jujur ada rasa kesal sedih, kecewa bercampur menjadi satu, apalagi jika melihat watak Wina yang sangat keras kepala dan isteri yang tidak pantas untuk dicontoh. Terlalu banyak hal-hal negatif yang ia lakukan, mungkin itu karena masa lalu Wina yang membuat jiwanya labil. Tapi dibalik itu saya sangat salut dengan Gilang yang sangat sabar menuntun isterinya, saya berpikir kok Gilang kuat, sangat tabah, dan sabar menghadapi isterinya ini. Gilang mempunyai hati yang lembut dan mau mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan isterinya.
Setelah berpisah dengan Wina, Gilang kembali bertemu dan berkenalan dengan beberapa wanita, salah satunya adalah Revina. Saya berpikir dan menyangka dengan Revinalah Gilang berjodoh. Tetapi ternyata sangkaan saya salah. Tokoh Revina meninggal karena sakit kanker otak stadium 4, disini saya dibuat larut dalam kesedihan. Saya tidak rela Revina meninggal, titipan surat yang dibuat utk Gilang membuat saya benar-benar terharu. Saya tidak habis pikir, mengapa Kang Eep sebagai penulis menyisipkan kisah sedih ini, tentu ada maksud dibaliknya.
Sepeninggal Revina, Gilang kembali dekat dengan wanita, kali ini bernama Santi, seorang janda. Gilang sangat mencintainya, tetapi sayangnya sifat Santi sangat pencemburu, tidak ada bedanya dengan Wina, mantan isterinya Gilang. Berkali-kali Gilang harus mengalah, bahkan sampai sempat mengorbankan anak-anaknya sendiri. Ternyata sifat pencemburu Santi itu adalah cerminan dari dirinya sendiri, yaitu untuk menutupi kebohongannya. Akhirnya, kebohongan Santi pun terkuak. Setelah rencana pernikahan Gilang dan Santi tertunda, Santi menikah diam-diam dengan laki-laki lain, tetapi walaupun sudah menikah, Santi masih berpacaran dengan Gilang. Santi menjadikan Gilang sebagai selingkuhannya.
Gilang adalah laki-laki yang terlalu sabar, kalau tidak boleh disebut bodoh. Kebodoohan-kebodohan Gilang ini yang dimanfaatkan oleh Santi, sehingga Gilang dibutakan mata hatinya untuk tetap mencintai, menerima Santi dalam pelukannya, karena janji-janji Santi yang akan meminta bercerai dari suaminya.
Saya suka novel ini karena banyak nilai-nilai hidup yang disampaikan kepada pembaca, bahwa semua permasalahan pasti ada jalannya. Gilang yang akhirnya menyadari kebutaaan hatinya, lalu bertaubat, kemudian berikhtiar dan berdoa agar semua masalahnya dapat terselesaikan. Banyak norma-norma pernikahan yang disampaikan di novel ini, hal-hal sepele yang sering terlupakan, soal cinta, kesetiaan, dan pengorbanan.
Novel ini berakhir dengan happy ending. Inilah yang saya tunggu-tunggu setelah rasa kepenasaran saya yang terus memuncak. Gilang dan anak-anaknya akhirnya menemukan kebahagiaan di kehidupan rumah tangga dengan istri barunya, yang mencintai dan menghormati Gilang, serta menyayangi kedua anak Gilang.
Terus berkarya, Kang Eep, ditunggu karya-karya berikutnya.
Thia Lutfi - Pencinta Novel
Comments
Post a Comment