Perayaan ulang tahun pasti semua orang akan bahagia karena
banyak ucapan yang diterima, kado2 dan kue tart merupakan symbol dari perayaan
ulang tahun, tapi sebenarnya ulang tahun itu bukanlah pertambahan umur, namun 1
tahun berkurang usia kita di dunia, yahh inilah yang akan saya ceritakan di
Sharing & Blessing.
Tahun 2004 dimana papa saya akan merayakan
ulang tahunnya yang ke 78 pada tgl 26 Februari 2004, namun pada saat itu papa
saya terbaring di RSCM karena terserang penyakit Alzheimer, tentu saja saya dan
keluarga tidak berfikiran untuk merayakan ulang tahun papa, apalagi dia sudah
banyak lupa, sehingga kami tidak menyiapkan apa2, namun mungkin sudah feeling
saya dan agak nekad juga, tiba2 saya ingin sekali memberinya surprise di saat
ulangtahunnya, saya membelikan kue tart black forest kesukaannya dan beberapa
donat, saya nekad menyambangi papa di RSCM yang berjarak lumayan jauh dari
rumah saya, padahal saya harus menjemput anak2 saya yang sekolah di kawasan
Parung Bogor, tentu saja ini aksi nekad saya yang untuk pertama kali saya
lakukan.
Bayangkan jam kantor yang biasanya sangat padat membuat kawasan
RSCM yang biasanya sangat macet ini tidak terjadi, saya ketuk perlahan pintu
ruang inap papa, saya mengintip papa yang sedang bersenda gurau dengan suster2
rumah sakit, karena papa memang orang yang senang bercanda, saya nyalakan lilin
dan memberi surprise untuk papa, namun papa tidak mengenali saya, dia tiup
lilin ulang tahunnya didepan suster2, mama dan kakak ipar saya ,Tommy yg memang
mendapat giliran utk menjaga papa di RSCM. Walaupun papa tidak ingat saya tapi
saya bahagia melihat papa terlihat senang mendapatkan kue ulang tahun, dan dia
minta untuk di potong kue tart itu untuk dibagi2kan dengan suster rumah sakit.
Karena harus menjemput anak2 di sekolah, saya tidak bisa berlama2 di RSCM saya
meluncur ke Bogor, dan Alhamdulillah tanpa hambatan krn saya tiba dilokasi
tepat waktu.
Dalam perjalanan menuju Bogor tadi mama
menelpon kalau papa tampak bahagia mendapat kue ulang tahun, walaupun ia tidak
bisa mengenali saya, maupun ia tidak sadar bahwa ia sedang berada di rumah
sakit dan ada dokter dan suster2 yang mengucapkan ulang tahun untuknya.
Beberapa minggu setelah ulang tahunnya, papa
diperbolehkan pulang ke rumah dan bisa rawat jalan. Namun di rumah, papa sering
mengigau dia sering menunggu di luar pintu kalau dia sudah dijemput ibunya,
kakaknya dan semua yg ia sebut itu sebenarnya sudah meninggal dunia dan dia
sering menarik2 gordeijn dan jika ada pesawat lewat, dia selalu mengatakan kalo
dia sudah dijemput.
Pada sabtu pagi sebulan setelah papa pulang ke
rumah, saya kembali menyambanginya , krn rutin setiap weekend saya selalu
menyempatkan diri datang mengunjungi papa dan mama. Namun pagi itu ada suatu
yang agak lain saya lihat, tidak biasanya papa menatap saya tanpa putus,
walaupun saya tahu dia sudah tidak ingat saya dan anak2nya yang lainnya, namun
feeling saya , dari raut wajahnya, ia seperti ingin menyampaikan sesuatu kepada
saya, dan saya coba pegang tangan dan lehernya papa agak demam, tapi ia tidak
bergeming dan hanya menatap, begitu juga pada saat saya pamit untuk pulang
kerumah, papa tampak tanpa ekspresi.
Keesokan paginya papa selalu bangun sebelum
subuh, dan mama menyuapi pisang rebus kesukaannya untuk sarapan pagi,
namun lama kelamaan pisang itu tidak dikunyah lagi, mama masih memaksa papa
untuk mengunyah pisang rebusnya namun mulutnya sudah terkunci, mamapun panik
dan membangunkan adik bungsu saya yang memang satu2nya adik saya yang masih
tinggal dengan mama dan papa untuk bangun. Namun memang papa sudah pergi tepat
di adzan subuh berkumandang di minggu pagi tgl 29 maret 2004.
Ternyata firasat saya benar, papa pasti akan
pergi karena pertemuan saya terakhir kemarin, sepertinya ia ingin mengucapkan
salam perpisahan dengan saya.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un…, Selamat
Jalan Papa…
Walaupun hati saya sedih, namun saya sudah
ikhlas menerimanya, dan satu hal yang membuat saya terus ingat sampai sekarang
adalah saya bahagia masih bisa memberikan surprise terakhir untuknya dan
membayangkan raut bahagianya pada saat papa meniup lilin ulang tahunnya yang ke
78, dan ternyata itu adalah ulang tahun terakhirnya, dan Alhamdulillah pada
saat ulang tahun terakhirnya sebulan yang lalu sempat saya abadikan papa sedang
meniup lilin ulang tahunnya dan foto ulang tahun itu selalu mama simpan
sebagai kenang2an untuk kami anak2 dan cucu2nya…
Semoga papa bahagia disana dan semua kenangan
manis, suara merdu papa menyanyikan lagu “SEPANJANG JALAN KENANGAN”, makanan
kesukaan papa gulai kepala ikan kakap, canda2 dan tawa papa menjadi kenangan
yang tidak akan terlupakan sampai kapanpun, dan akan selalu saya ceritakan kelak
untuk anak dan cucu saya nanti.
"PAPA
WE ALWAYS LOVE U…".kami akan selalu merindukan mu…
ini opaku.......waktu itu umurku baru 2 tahun, jadi ga kenal banget sama opa...
ReplyDeleteiyaa dek...tapi opa suka gendong2 adek koq dulunya..
ReplyDelete