Saya
hanya ingin menulis cerita tentang sebuah pertemanan. Leganya hati ini ketika
semua cerita pertemanan ini bisa saya curahkan tidak dengan orang lain, tapi
saya lebih merasa puas ketika semua itu saya tulis saja. Bukan untuk ajang
pembelaan diri, tapi hanya untuk diketahui teman-teman saya saja, yang merasa
bingung bersahabat dengan saya.
Saya
banyak mengamati karakter teman-teman yang dekat dengan saya, ada yang sangat
tertutup, ada juga berbicara yang ceplas ceplos, ada yang suka baperan (bawa
perasaan), moody, atau egois…dan masih banyak lagi karakter teman-teman saya.
Kadang-kadang
saya jadi sering membaca horoscope agar saya bisa sedikit terbantu mengenal
karakter teman-teman saya, sehingga bisa menjaga persahabatan ini berjalan
mulus. Walaupun saya tidak sepenuhnya percaya dengan horoscope ya…..hehehe
Semakin banyak karakter dari
teman-teman yang saya ketahui,saya semakin bersyukur. saya semakin mengenal mereka
Alhamdulillah…
karena dengan merekalah saya
banyak belajar dan bisa bersikap menghadapinya. banyaknya sifat yang saya ketahui dari mereka inilah yang bisa
mendewasakan cara berfikir saya.
Banyak
orang salah menilai tentang saya. Mereka sering meminta bantuan saya, ketika
ada teman yang bermasalah, dan mereka terkadang salah sangka, mereka berpikir,
ketika saya dekat dengan seorang teman, otomatis saya mengetahui kehidupan
pribadinya, tapi kenyataanya salah besar!!!!
Saya
memang dekat dengan siapapun yang mau berteman dengan saya. Tapi untuk
diketahui, saya tidak pernah ingin tahu masalah pribadi teman dekat saya. Saya
tidak merasa bisa menasehatinya, Saya tidak tahu menahu tentang kehidupannya, saya tidak pernah bertanya tentang dirinya, tapi
saya mau mendengar keluh kesahnya, ketika saya dimintai pendapat, sebisanya
saya membantu, diterima atau tidak masukan dari saya, yang penting saya sudah
merasa peduli dengannya. Saya senang untuk menjadi pendengar yang baik. Mendengarkan
keluh kesahnya. Karena ketika mereka sudah puas untuk berkeluh kesah dengan saya , mungkin
bisa membuatnya sedikit terbantu dan lega..
Saya hanya dekat secara
fisik, tapi tidak dekat secara pribadi…
Dulu
saya sangat akrab bersahabat dengan seseorang, sering jalan bareng, seru-seruan
sama-sama. Tapi ketika saya tidak bersamanya lagi, semua orang akan bertanya,
“Kamu biasanya jalan bareng
dia, sekarang kelihatannya sudah tidak akrab ya? kenapa?”
Sayapun
heran dengan pertanyaan itu…karena saya tidak menganggap teman saya itu special
buat saya. Semua teman bagi saya sama saja.
Prinsip
saya, saya tidak mau melabuhkan pertemanan saya hanya dengan teman yang itu-itu
saja. Saya bebas memilih untuk berteman dengan siapapun asalkan saya nyaman
bersamanya.
Terkadang
saya agak egois dan keras kepala, ketika ada beberapa masukan atau info dari
orang lain untuk tidak bersahabat dengan seseorang, karena orang tersebut
memiliki tabiat yang kurang baik. Info-info itu tidak serta merta saya terima
dan telan semuanya, tapi saya hanya waspada dan berhati-hati dalam bersikap
kepadanya.
Saya
sering tidak mendengarkan omongan orang tersebut. Karena saya berfikir, mungkin
orang tersebut memang ada masalah pribadi, ketika orang lain baik dengan saya,
sayapun tetap baik dan bersahabat dengan orang itu. Kuncinya saya tidak pernah
mau tahu urusan dalam negeri mereka. Selagi dia tidak cerita, saya tidak ingin
memulai cerita. Karena saya tipe orang yang tidak suka membicarakan masalah
pribadi dengan orang lain.
Saya orangnya jutek??
Bagaimana
menurut kalian??
Iya!!!
saya mengakui itu, ketika saya tidak nyaman berteman dengan orang lain yang sangat
kepo atau ingin tahu yang berlebihan, dan membuat saya tidak nyaman. Saya berubah
menjadi jutek.
Saya
sering mengalami hal semacam ini, teman yang merasa dekat dengan saya, walaupun
saya tidak merasa dekat dengannya, dia ingin tahu semua kegiatan saya, semua
hal-hal pribadi saya, sampai saya merasa jengah dan risi….
“Ehhhh loe jangan ganggu
hidup gue donk….!! Suka-suka gue mau bergaya kayak apapun, yang penting ngga
ganggu hidup elo!!”
Muka
jutek saya akan terlihat jelas dipermukaan, dan ngga bisa ditutupin lagi,
makanya jangan bikin saya bête ya!!
Senyum itu adalah ibadah….
Tapi, banyak juga yang
bilang, “saya teman yang ramah”,
Kesan pertama ketika orang lain bertemu dengan saya, sepertinya saya sangat
ramah dan mudah bergaul, saya juga banyak mengumbar senyum.
Orang
tua mengajarkan hal ini sejak kecil kepada saya. Agar tersenyumlah kepada orang
yang berpapasan denganmu, karena senyum itu juga merupakan ibadah. Aura
kecantikan kita akan terlihat ketika kita tersenyum. Tapi harus ikhlas
ya..jangan senyum yang terpaksa, pasti terlihat aneh, karena sesuatu yang
dipaksakan akan tidak baik hasilnya.
Saya tidak suka dibohongi….
Di bohongi itu sangat menyebalkan dan menyakitkan!!
Cerita
saya kali ini nyaris memutuskan pertemanan yang sudah dibangun 2 tahun lamanya.
Saya
mendengar cerita dari orang lain mengenai teman yang cukup dekat dengan saya. Sama
halnya dengan saya, dia juga tidak suka saya menuduhnya bohong karena ucapan
dari orang lain tersebut.
Karena
dalam pertemanan, saya ingin adanya kejujuran, ketika ada yang memberi info
yang berbeda dari apa yang dia sampaikan kepada saya , saya terpancing dan agak
sedikit bereaksi, tapi tidak fatal koq…..
Saya
mengatakan “ wahh ternyata kamu bohongi
saya ya??” saya hanya ingin tahu reaksinya, saya menutupi sumber info tentang
sesuatu hal dari teman saya, diapun tidak terima dan memaksa saya untuk
mengatakan, kebohongan apa yang ia lakukan, dan dari siapa info itu?? Dia tak
akan marah dan tidak akan mendatangi orang yang menyebar berita tersebut.
Ia
hanya ingin ada pembelaan darinya…ketika ada tuduhan pembohongan itu,
seyogyanya dia harus membela diri, dan menjawab tudingan itu.
Pertemanan itu
adalah saling percaya bukan cari bukti dulu baru berteman…begitu ucapan
darinya, yang membuat saya kembali merenung!!
Oohh
apakah saya salah??? Kenapa saya dengan gampangnya menuduhnya?? Tapi mungkin
dia tidak tahu bahwa saya masih sedikit meragukan kepercayaan saya dengannya?? Dia
mengatakan ingin mematahkan keegoisan saya? Apakah dia salah??? Tentu tidak!! Mungkin karena saya terlalu baper?? Entahlah…
Hidup
harus menerima keadaan orang lain….
Begitu tutur katanya yang membuat saya agak kaget….sebegitu seriuskah masalahnya??
”Janganlah
berteman dengan orang yang tidak kamu percaya.....
Jadi aku mengundurkan diri
untuk jadi teman kamu, kamu jadi ngga salah kaprah sama aku ke depannya, "
Begitu tutur katanya yang membuat saya agak kaget….sebegitu seriuskah masalahnya??
Untungnya
kesalahpahaman ini tak berkepanjangan, dan langsung bisa diselesaikan pada saat
itu juga.
Intinya
dalam persahabatan itu harus saling percaya satu sama lain, tapi memang
terkadang saya masih sering terpengaruh dengan kata orang lain, hal ini membuat
saya semakin kuat untuk menghadapi badai pertemanan yang saya jalani saat ini.
Saya
menyadari di dunia ini kita tak dapat
hidup sendiri, kita selalu membutuhkan orang lain yang bisa menenangkan dalam
segala situasi.
Sahabat
itu seperti lilin, disaat gelap ia ada untuk menerangi hidupku atau seperti mercusuar ditengah laut, dialah
seseorang yang Allah beri untuk menemaniku menyusuri liku-liku kehidupan yang
sangat berliku ini.
Terima
kasih sahabatku….saya tak pernah tahu kapan kita akan bertemu dan kapan kita
akan terus bersama. Maka buatlah setiap detik kerinduan akan sahabat terbayar
dengan setiap menit yang kita punyai menjadi berarti.
Kini tak ada lagi keraguan dalam hatiku untuk bisa terus berteman denganmu , saya yakin dan mempercayaimu seutuhnya...
Kini tak ada lagi keraguan dalam hatiku untuk bisa terus berteman denganmu , saya yakin dan mempercayaimu seutuhnya...
“Hal yang paling baik untuk
mengetahui bahwa anda bisa mempercayai orang adalah mencoba mempercayai mereka”
-Ernest Hemingway
PURI CINERE, 25.01.2018
Comments
Post a Comment