Mengutip Puisi di
halaman 185 dari novel “peREmpuan”yang
terinspirasi dari kisah nyata si Penulisnya Kang Maman…
Pagi menyusuri
pemakaman
Aku tiba di pusaramu
Terpana,
Nisan tidak berubah
Tetap dari kayu
Disana tertulis :
“Ibuku
Rabi’ah al Adawiyah
Wafat dalam pelukan
Allah
Pagi beranjak,
Siang menjelang
Kutinggalkan pusara,
Menjauh….
Kusenandungkan lagu
cinta
Rabi’ah al Adawiyah :
Tuhanku,
Tenggelamkan aku dalam
cintaMU
Hingga tak ada satu
jua
Yang menggangguku
Dalam jumpaMU
Kamu..
Pernah senandungkan
itu
Disatu malam tak
berbintang
Kala engkau
melangitkan cintamu
Dan bertanya :
“Masihkah ada surga
Untuk seorang
perempuan
Seperti
Aku?”
Jika tak ada lagi
Ruang kosong disana
Sungguh
Tak mengapa
Karena
Engkau sendiri
Cukuplah bagiku
Puisi
yang sangat menyentuh, di tulis oleh
Kang Maman , penulis novel “peREmpuan” dan beliau mempunyai ikatan bathin yang
kuat dengan tokoh dalam novel ini yaitu RERE..
Ketika
“peREmpuan” yang bernama Rere ingin kembali menata hidupnya dengan normal
namun kenyataannya ia mati terbunuh dan sebelum ia meninggal ada satu
pertanyaan dalam benaknya.” Masihkah ada surga untuk seorang perempuan
seperti aku?”
Novel ini merupakan lanjutan kisah
hidup Rere seorang perempuan yang terjebak dalam dunia kelam, dia seorang
Pelacur lesbian….tapi tak sanggup untuk melepaskan dari ikatan seorang germo
yang sering di panggil “mami Lani”, RERE mengira, mami Lani seorang wanita yang baik hati untuk
menerimanya untuk tinggal di rumahnya,
tapi ternyata ia terjebak di dunia prostitusi yang merupakan bisnis mami lani
dan selama ia tinggal disana semua biaya hidupnya di hitung sebagai
hutang..Karena hutang nya itulah Rere tidak bisa lari dari dunia bisnis kotor
Mami Lani.hingga akhirnya ia tewas ditangan pesuruh mami Lani saat Rere ingin
bertobat dan kembali menjalani hidupnya dengan normal.
Novel yang berjudul “peREempuan”
tulisan huruf besar ditengah judul ini diungkapkan oleh Kang Maman, agar
pembaca dapat mengingat kembali novel sebelumnya yang berjudul “RE”, singkatan
dari RERE. Tokoh inti dalam novel ini.
Cerita yang diangkat dari kisah
nyata oleh Kang Maman ini untuk merampungkan skirpsinya di FISIP UI jurusan
Kriminologi.
Beruntung saya bisa mengundang
beliau untuk sharing cerita tentang novel ini di Komunitas kami MamaCintaMembaca..
Novel yang tebalnya 188 halaman ini baru tersedia di toko buku
tanggal 2 Mei 2016, tapi kami sudah bisa memesan langsung dengan penulisnya jauh
hari sebelum acara bedah buku ini digelar, bahkan Kang Maman bersedia hadir dan
bercerita untuk kami.
KAMIS, 28 April 2016
Bedah buku Novel “peREmpuan”
Pagi itu Susana di lokasi Eleven
Trees Café menguning..karena semua peserta yang hadir menggunakan dress code “Touch
of Yellow” . Awalnya dipilih dress code tidak mengartikan apa-apa, tapi
ternyata ASTRA LIFE dari Bank Permata identik dengan warna kuning…ehmmm
ternyata pas juga ya…(sponsor utama bedah buku)
Kang Maman datang dengan setumpuk
novel “peREmpuan” yang sudah di tanda tangani…dengan kata-kata indah tertuang
dalam novel ini plus tanda tangannya.
Ada 23 buku yang siap dibagikan
untuk peserta yang sudah memesan, tapi ternyata Kang Maman harus merelakan untuk
menandatangi lagi karena ada peserta yang belum punya novel RE total kira-kira ada
30 buku yang harus di tanda tangani Kang Maman.
Bedah buku ini juga sangat istimewa
karena kegiatan komunitas kami MamaCintaMembaca di sponsori oleh Bank
PERMATA..Alhamdulillah..
Selain dari anggota
MamaCintaMembaca, dari pihak Bank Permata juga sangat antusias dan penasaran
dengan novel peREmpuan ini, merekapun
langsung membeli dan meminta untuk dibubuhkan tanda tangan di novel ini..ehmmm…!! Kang Maman jadi artis ya…tanda tangan dan
bukunya laris manis…apalagi semua peserta minta foto bersama.
Kang Maman mulai bercerita….., mimik
wajahnya sudah menunjukkan raut sedih..melow….hiks
Pasti akan ada air mata yang jatuh lagi
saat Kang Maman menceritakan lagi kisah yang ada dalam novel ini…
Setelah 26 tahun berlalu….kisah tentang
perempuan yang bernama Rere ini masih lekat dalam ingatannya….yaaa!!! saya
masih ingat ketika kang Maman menguraikan cerita tentang Rere di bedah buku RE
bulan desember tahun lalu..dikomunitas kami, peserta tak kuasa menahan air mata sehingga membuat suasana sangat haru…
Dalam novel ini, Kang Maman
menceritakan 3 perempuan selain Rere, yaitu Menur , Nurul dan Sekar..
Menur merupakan anak kandung RERE ,
Nurul anak kandung Kang Maman, sedangkan Sekar adalah
isteri sah dari Kang Maman saat ini..
Kang Maman menceritakan kisah hidup
RERE dan membuat peserta yang hadir ikut
terbawa emosi..air mata tumpah seketika, selain kang Maman juga MC nya ikut
menangis haru…
Saya yang duduk di deretan paling
depan, tidak siap dengan tissue, untungnya dari pihak Eleven Trees melihat
kebingungan saya..dan langsung memberikan kepada saya setumpuk tissue yang saya
berikan kepada MC yang sudah tak sanggup membendung air matanya..
Tidak hanya Rere yang diceritakan
Kang Maman, tapi Melur..anak kandung RERE yang kini bermukim di Jepang dan
bertitel Phd. Melur yang jauh-jauh datang dari Jepang menjadi tokoh inti dalam
novel peREmpuan ini.
Sejak RERE tewas tersalib di tiang
listrik dengan belasan luka sayat, Kang Maman tidak bisa melihat jenazahnya
karena tidak diberi kesempatan untuk menatap wajah Rere untuk terakhir kalinya
dan RERE dimakamkan tanpa bertulisan nama, tahun lahir dan tanggal dan ia di
makamkan ditempat pemakaman yang terletak di pinggiran
Jakarta.
Rere memang tak tercatat sebagai
warga terhormat bahkan dianggap tidak ada, dia tidak punya KTP apalagi Kartu
keluarga.
Sesekali Kang Maman menghela nafas
panjang untuk menguak cerita lama yang tak habis-habisnya mengurai air mata…
Pesertapun tak kalah larut dalam
kesedihan, apalagi derita Kang Maman yang menyimpan rahasia selama 26 tahun
dari puteri semata wayang dari Rere…yaa …Melur…sangat dirasakan oleh kami dan
tak bisa dibayangkan sedihnya…
Dalam novel ini juga banyak
puisi-puisi yang ditulis oleh Kang Maman, yang membuat novel ini semakin
mengharu biru..
RERE yang pedih namun menyimpan
kemarahan, marah dengan seluruh keadaan, murka dengan ketakberdayaan..
Sebagai ibu..ia ingin memeluk
Melur..anaknya., tapi ia tak kuasa karena ia merasa tak pantas karena sebagai
ibu yang bergelimang dosa.
Melur, Nurul dan Sekar…
5 Tahun setelah kematian ReRe, Kang
Maman akhirnya menikah dengan Sekar, Sekar merupakan adik temannya. Tapi
sebenarnya Kang Maman masih mencintai Rere yang memang sulit untuk dilupakan.
Itulah sebabnya Kang Maman selalu
terharu jika mengungkap kisah hidup Rere.
Banyak yang bertanya kepada Kang
Maman..Apakah Melur adalah anak kandung Kang Maman?
Sayapun mempunyai pertanyaan yang
sama dengan pembaca…ahhhh !!! novel ini memang buat saya penasaran…
Di jendela,
Merpati putih terdiam
Sayapnya tak bisa terkepak
Patah,
Lunglai
Dihalaman
Seekor katak kehabisan genangan air
mata
Tempatnya biasa nyaman bermukim
Sepi,
Hilang suara
Tubuh ini
Seperti kehabisan tabah
Ingin terbang memeluk Melur
{Kang MAMAN)……..Dalam hidupku, ada
lembar masa lalu yang sengaja kubakar agar terlupa selamanya. Hilang , sirna
tapi bagian cerita hidup tentang Re dan Melur tak bisa kubuang, terus tersimpan
rapi disudut hati….Lestari…
Bagaimana tidak lestari, RERE yang
pada awalnya kukenal, sebagai perempuan cuek, tegar bahkan dingin dalam
menghadapi cobaan hidup, mendadak berubah 180 derajat ketika bercerita tentang
Melur anak kandungnya..
Segenap perasaannya sebagai
perempuan sekaligus ibu yang tak berdaya tumpah ruah jadi satu. Seluruh jiwa
raganya yang ditempa kerasnya kehidupan, menjelma kasih sayang dan cinta yang
murni. Tak ada lagi ego bahkan sering tak masuk logika. Yang dia
inginkan…KEBAHAGIAAN SANG BUAH HATI……
MELUR yang sejak bayi dititipkan
kepada bu Marlina dan Pak Sutadi yang tidak dikaruniai buah hati ,tumbuh
menjadi anak yang sehat. Setiap bulannya RERE selalu menitipkan sejumlah uang dan
hadiah-hadiah melalui Kang Maman untuk diberikan kepada Melur. Melur tidak
mengetahui siapakah tante Rere yang baik hati itu? Bahkan melalui Kang Maman, Rere minta diwakilkan
untuk memeluk anaknya.., karena Rere merasa tidak pantas untuk memeluk Melur
karena ia ibu yang bergelimang dosa…
Di Halaman 139 ketika Kang Maman
memberitahu Melur tentang RERE…
Kang Maman sampai menitipkan ke dua
anaknya Nurul dan Muhamad menginap di rumah neneknya…,karena ia ingin menata
hati dan perasaanya untuk mengungkap jati diri RERE tanpa di ketahui oleh buah
hatinya. Saat itu yang ada hanya Sekar (isteri Kang Maman) dan Melur…
“Melur……..Rere ibu kandungmu”….Kang
Maman mengungkapkan setenang mungkin..
Melur Nampak seperti tersihir,
terdiam, air matanya menderas seketika, isak tangisnya pelan dan seiring detik
waktu menjadi semakin keras, bahkan bahunya ikut terguncang…
Saya sambil menulis ini,
membayangkan betapa sedihnya perasaan Melur saat itu..setelah 26 tahun rahasia
itu baru diketahuinya…
Wajar Melur bertanya..”kenapa baru
sekarang diungkapkan?”…, tapi Kang Maman mempunyai alas an dan amanat dari Rere
untuk tidak mengatakan sejujurnya..
Rere pernah mengatakan “ saya ini
perempuan yang beruntung diberi kepercayaan oleh Tuhan melahirkan seorang anak,
tapi saya ikhlas dipanggil tante oleh anaknya karena saya memang tidak
merawatnya, hanya sempat menyusui selama 3 bulan, dan RERE percaya Tuhan Maha
Tahu kalau Melur itu darah dagingnya.”.
Terharu!!!!…yaahh saya benar-benar
terharu dengan cerita di novel ini…, Novel yang benar-benar bagus dan ditulis dengan
bahasa yang tegas dan mampu membuat peserta yang hadir masuk dalam alur
cerita…bahkan diakhir novel juga ada rasa penasaran, hingga tak kuasa mendesak
Kang Maman untuk menceritakan bagaimana akhir dari Novel ini hingga tuntas.
SELALU ada tangis dan air mata
ketika mengundang Kang Maman di event bedah buku …’
Kang MAMAN memang juara deh bikin
ibu-ibu nangis….!!
Cerita Kang Maman yang hanya berdurasi kurang lebih 30 menit , membuat
peserta yang hadir menarik kesimpulan bahwa kejadian seperti yang dialami Rere
ini benar-benar terjadi dan ada di sekitar kita.inilah .kehidupan di ibu kota
yang keras!!!
Bersyukur kita bisa menjadi ibu dan
diberi kesempatan mengandung dan melahirkan seorang anak oleh Allah SWT, beruntung kita bisa merawat
dan membesarkan buah hati kita sendiri….tidak seperti Rere yang tidak mempunyai
kesempatan itu.., rasanya kami ingin segera pulang dan memeluk anak anak kami
saat itu…
Banyak pelajaran hidup yang kami
dapat dari novel ini setelah
mendengarkan cerita kang Maman…
Seorang Ibu…pasti akan memberikan
jiwa raganya untuk kebahagiaan anaknya….bahkan
nyawapun menjadi pertaruhannya demi
kehidupan yang layak untuk anaknya, walaupun iapun harus ikhlas hanya dipanggil dengan sebutan “tante RERE” oleh
anak kandungnya sendiri. Itu karena ia ingin Melur buah hatinya tidak
mengetahui bahwa ibu kandungnya adalah seorang pelacur lesbian.
Seorang ibu seperti Rere sangat
menderita dalam hidupnya, namun ia tak ingin anaknya akan hidup menderita seperti yang ia alami.
Kini Melur tumbuh menjadi anak yang
hebat, sudah bertitel PhD dari Universitas terkenal di JEPANG, tapi ia sebagai
anak, tetap ingin mencari ibu kandungnya, siapapun itu..apakah ibunya seorang
wanita baik baik atau wanita pelacur..tapi ia menganggap Rere, ibunya adalah orang yang selalu ia hormati.
Kami yakin RERE sebagai ibu kandung
Melur bangga , kini Melur sudah menjadi anak yang hebat, bertitel dan hidup
terhormat di Negara Jepang.Walaupun ia sudah tidak bisa melihat dan memeluk
anaknya lagi…tapi cita-cita dan keinginannya untuk membahagiakan Melur sudah
tercapai…
Terima kasih Kang Maman sudah
sharing cerita dan hadir untuk kedua
kalinya di komunitas MamaCintaMembaca…
Terima kasih Kang Maman
Jujur.!!!.Novel ini masih membuat
kami penasaran, masih ingin mengorek ceritanya hingga tuntas….karena masih ada
sosok nama yang membuat pembaca bertanya , siapakah SURYA BUANA PUTRA????…..arrghhhh!!!
Kang Maman, masih membuat kami penasaran….
Ditunggu cerita selanjutnya ya Kang….Jangan
lama-lama, jangan sampai 14 tahun seperti cerita film AADC 2 yang harus
menunggu 14 tahun lamanyaa…hahahhaa..
.Sukses selalu..ya Kang..
Terima kasih juga untuk BANK PERMATA
yang telah mensponsori acara bedah buku sehingga acara ini berjalan dengan lancar
dan sukses!!
wih keren bedah bukunya
ReplyDeletenonton film jepang
thanks ya...
Deletebukunya menginspirasi sekali lho itu
ReplyDelete