Berfoto dengan dr Lutfhi Gatam
Banyak sekali teman2
saya yang bertanya pada saat puteri saya Mahira (13 tahun) menjalani operasi tulang belakang, namun
mereka agak kaget, karena puteri saya sebelumnya tidak pernah mengalami sakit yang
cukup serius, paling hanya batuk, pilek
dan penyakit ringan2 saja seperti halnya anak2 diusianya.
Setiap teman2 saya yang
datang menjenguk di Rumah Sakit Premier Bintaro, mengatakan “koq mendadak
operasi?? Sakit apa?? Dan saya harus
menjawabnya berulang2.“ itulah sebabnya saya mau sharing sedikit cerita tentang
puteri saya pasca operasi, mungkin supaya teman2 bisa lebih waspada dan bisa
mengetahui lebih awal agar tidak sampai menjalani operasi seperti puteri saya.
Sebenarnya sudah 1 tahun yang lalu saya melihat adanya kelainan
pada tulang belakang Mahira, adanya tonjolan yang agak mencurigakan, namun belum terlalu jelas , tapi saya coba
untuk rontgen di RS Puri Cinere. Hasilnya saya bawa untuk diperlihatkan kepada
mertua saya yang kebetulan dokter anak.
Sambil mencari dokter
yang memang khusus tulang belakang, saya sempat ingin membawa Mahira untuk
therapy cerophatic yang ada di Pondok Indah Mall ( yang sekarang sudah di tutup
karena ada kasus malpraktek) saya sudah
daftar dan bahkan Mahira sudah di foto untuk keperluan terapi, tapi setelah
saya bawa hasil foto dan formulir pendaftaran untuk diperlihatkan kepada mertua
saya, dia sama sekali tidak mengizinkan Mahira untuk ikut terapi disana…
Setahun berlalu, perkembangan kelengkungan tulang belakang
Mahira semakin tampak jelas dan bagian
sebelah kanan punggung agak menonjol dibandingkan sebelah kirinya. Dan keluhan
seperti sesak nafas, pegel pada pinggang dan panggul juga kesemutan kaki
semakin sering. Saya dan suami menjadi
was was.
Akhirnya kami membawa Mahira ke RSCM untuk bertemu dengan
dokter Aryadi Sp OT , kemudian Mahira menjalani ST Scan yang di rujuk ke RS Jakarta. Namun berdasarkan
pembicaraan dengan dr Aryadi , ia malah merekomendasikan untuk konsultasi ke DR
dr Lutfhi Gatam, SP OT (KS) yang memang ahli tulang belakang.
Sebenarnya apa sih
kelainan tulang yang dialami puteri saya?? Karena apa?? Apa karena suka bawa
tas yang berat , factor genetic atau karena hal lain??
Kelainan tulang
belakang itu bernama Skoliosis…Skoliosis adalah kelainan
pada rangka
tubuh yang berupa kelengkungan tulang belakang.
Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus
skoliosis lainnya merupakan efek samping yang diakibatkan karena menderita
kelainan tertentu, seperti distrofi otot, sindrom Marfan, sindrom Down, dan
penyakit lainnya. Berbagai kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di
sekitar tulang
belakang tidak berfungsi sempurna dan
menyebabkan bentuk tulang belakang menjadi melengkung.
Skoliosis
diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan usia penderita ketika kelengkungan tulang terlihat untuk pertama kalinya.
Keempat kategori tersebut adalah skoliosis idiofatik anak-anak, remaja, pada
remaja yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa.
Untuk lebih jelasnya
bisa dibuka di link ini https://klinikskoliosis.wordpress.com/
Senin, 04 January 2016
Akhirnya kami membawa Mahira untuk konsultasi dengan Dr dr Lutfhi Gatam, SpOT
(KS) di RS Fatmawati Jakarta selatan.
Dr dr Lutfhi Gatam Sp
OT (KS) ini sangat terkenal banyak pasiennya, dan untuk bertemu dengan beliau
ini harus daftar 1 bulan sebelumnya. Beruntung kami tidak mengalami hal
demikian.
Kami bertemu pukul 10 pagi…,beliau datang dengan
mengendarai sepeda ke ruangannya..wahhh…… hebat sekali ya …dokter dengan postur tubuh yang tinggi
dan sangat proporsional dan hidup sehat karena selalu berolah raga bersepeda.
Beliau menyapa kami
dengan ramah.., dan langsung melihat hasil rontgen,
ST Scan Mahira . O iya, ada hal
yang saya baru ketahui, rupanya beliau mengukur derajat kemiringan tulang Mahira dengan menggunakan ponselnya saja, dengan cara, Mahira disuruh membungkuk , lalu ponselnya
digerakkan di atas punggung Mahira dah
hasilnya scoliosis Mahira dapat
diketahui sudah lebih dari 80 derajat dan beliau mengatakan bahwa ’HARUS SEGERA DI OPERASI”
karena jika TIDAK, akan mengganggu organ organ lain, seperti Paru paru, jantung
yang sangat membahayakan nantinya.
Akhirnya kamipun pasrah
saja atas keputusan dokter, karena Mahira masih dalam masa pertumbuhan,
kemungkinan derajatnya akan semakin bertambah dan akan semakin sulit untuk
mengkoreksinya.
Operasi dijadwal kan
minggu depan hari Selasa, 12 January
2016…di RS Premier Bintaro
Ya Allah...........!! Secepat inikah??? Ada rasa ketakutan yang saya rasakan pada saat itu.., karena bagaimana tidak?? Anak kesayangan kami harus menjalani operasi besar?? Karena saya pernah mengalami operasi Caesar sebanyak 3 kali, Jadi paling tidak saya bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya itu..apalagi nanti akan dialami oleh puteri kami Mahira yang baru berusia 13 tahun.
Ya Allah...........!! Secepat inikah??? Ada rasa ketakutan yang saya rasakan pada saat itu.., karena bagaimana tidak?? Anak kesayangan kami harus menjalani operasi besar?? Karena saya pernah mengalami operasi Caesar sebanyak 3 kali, Jadi paling tidak saya bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya itu..apalagi nanti akan dialami oleh puteri kami Mahira yang baru berusia 13 tahun.
Tapi ternyata Mahira
tidak takut dengan operasi . Dia terlihat sangat siap karena selama ini dia
sudah mencari informasi tentang penyakit scoliosis ini melalui internet ,
bahkan dia sudah melihat video mengenai operasi scoliosis melalui youtube……yaaa Alhamdulillah Mahira anak hebat…!!!
RS Premier Bintaro,
Tangerang
Minggu 10 Januari 2016
Agar semua persiapan
sebelum operasi lebih matang, kami memutuskan sudah menginap di RS Premier
Bintaro 2 hari sebelum operasi, agar Mahira bisa lebih tenang dan semua
pemeriksaan lebih gampang jika kami sudah berada disana.
Senin, 11 Januari 2016
Pemeriksaan untuk
persiapan operasi seperti MRI, cek darah, tensi dll semua sudah dilaksanakan
dan semua hasilnya baik. Dan dimungkinkan untuk bisa dioperasi besok.
Mahira juga menanda
tangani formulir yang berisikan tentang berbagai pertanyaan yang diajukan oleh
suster, seperti” apakah ada alergi?? Apakah pernah menderita sakit yang lain? Apa yang dirasakan pada saat ini?” dan
masih banyak lagi pertanyaan yang diajukan oleh suster dan Mahira menjawab
dengan santai.
Setelah Mahira menandatangani
surat, saya juga menandatangani surat
perjanjian operasi yang rasanya deg2an sekali, karena di surat perjanjian itu
tertulis “ kita tidak boleh menuntut jika nantinya akan terjadi hal2 yang tidak diinginkan…”
Duuuhh rasanya jantung saya mau copot deh…” .tapi ya itu sebuah prosedur dan
harus di tanda tangani…
Setelah selesai semua
urusan surat perjanjian tersebut, Susterpun mengatakan bahwa besok pagi Mahira sudah harus siap dan akan dijemput ke ruang
operasi pada pukul 6 pagi.
Selasa, 12 Januari 2016
06.00 WIB
Mahira sudah selesai mandi dan sudah siap dijemput suster untuk keruang operasi, namun Mahira baru di bawa ke ruang operasi pada pukul 08.00 pagi..
Mahira sudah selesai mandi dan sudah siap dijemput suster untuk keruang operasi, namun Mahira baru di bawa ke ruang operasi pada pukul 08.00 pagi..
Disana sudah ada
dokter2 yang akan menangani Mahira selama operasi.. pada saat sebelum masuk ke
ruang operasi, Dr Luthfi mempersilahkan saya dan suami untuk masuk melihat
langsung proses operasinya.., tapi kami berdua menolak karena tidak sanggup dan
tidak tega untuk melihat langsung…akhirnya yang masuk ke ruang operasi adik
ipar saya Ani yang kebetulan juga seorang dokter.
Proses operasi
sebenarnya hanya memakan waktu 3 sampai 4 jam.., tapi sampai 5 jam operasi
belum selesai juga.
Kami diluarpun semakin
cemas, apalagi hanya suster yang keluar dan minta kami menandatangi surat
permohonan izin untuk melakukan tranfusi darah.
Ternyata proses
operasinya tidak berjalan mulus, karena ini merupakan operasi besar sehingga
Mahira banyak mengalami pendarahan dan harus tranfusi lagi..
Kenapa harus
transfuse darah lagi?
Menurut dokternya
Mahira mengalami Hipotermia .
Hipotermia itu merupakan suatu kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.
Hipotermia itu merupakan suatu kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.
Hipotermia
juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C.
Tubuh
manusia mampu mengatur suhu pada zona
termonetral,
yaitu antara 36,5-37,5 °C. Di luar suhu tersebut, respon tubuh untuk
mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi
panas
dan kehilangan panas dalam tubuh.
Kondisi
tubuh Mahira dingin, sehingga harus dilakukan transfusi darah kembali, agar ia
tidak pucat dan badannya hangat kembali. Namun akhirnya semua berhasil diatasi
oleh team dokter yang menanganinya.
Alhamdulillah kondisi Mahira pasca operasi
semakin membaik, namun Mahira harus tetap di ruang HCU untuk menjaga agar
kondisi tidak drop lagi.
Hari ke 3 operasi Mahira sudah kembali ke ruang
perawatan biasa, dan tiap hari sudah mulai dilakukan therapy dengan menggerakan
kaki, tangan dan semua therapystnya dengan cekatan memberikan arahan kepada Mahira agar semangat berlatih. Apalagi Mahira
tahan dengan rasa sakitnya, dia tidak pernah sekalipun terlihat kesakitan…
Dokter, suster bahkan therapistnya
mengacungkan jempol untuk Mahira yang tidak pernah mengeluh sakit. Sehingga pemulihannya sangat cepat, karena Mahira tidak memanjakan rasa sakitnya…
Ketika ditanya skala sakitnya jika
dihitung dari 1 sampai dengan 10, dia hanya mengatakan hanya skala 3 atau 4.
Selama 2 minggu Mahira berada di RS Premier
Bintaro, ia banyak dikunjungi oleh teman2nya, bahkan temannya semasa SD pun
datang menjenguknya. Begitu juga teman2 saya dan yang membuat Mahira tertawa
pada saat dikunjungi boneka doraemon super besar banget yang di hadiahkan oleh
mpok Satria untuk Mahira.
foto bersama teman sekolahnya
Terima kasih ya… tante Satria sudah membuat
Mahira bisa tertawa lucu…untuk semua tante2 dan oom semua juga untuk teman2
Mahira yang memberikan support dan semangat yang membuat Mahira semakin
bersemangat untuk sembuh.
O iya selama teman2 saya menjenguk Mahira,
mereka selalu bertanya berapa biaya yang sudah dikeluarkan untuk biaya operasi?
Untuk biaya operasi ini memang cukup
menguras kantong sih…dan bahkan teman saya nyeletuk “ wahhh 1 buah mobil ya ada
di badan Mahira…” hehehe..
Namun yang terpenting Mahira sehat kembali
seperti sediakala dan semua ini semata agar Mahira tidak mengalami kendala
dengan kondisi tubuhnya, organ2 penting lainnya
dan yang pasti setelah operasi ada penambahan tinggi badan Mahira
sebanyak 5 cm…ini bonus kata dokternya..hehee…
Kamis 21 Januari 2016
Kondisi fisik Mahira semakin membaik. Setelah beberapa kali melakukan terapi pasca operasi , Dokter
sudah mengizinkan Mahira untuk pulang kerumah dan rawat jalan.
foto gerakan terapi
Selama 2 minggu Mahira berada dirumah sakit, membuat ia sudah akrab dengan suster dan dokter yang merawatnya. Ada rasa berat untuk meninggalkan rumah sakit dan kebiasaannya tiap hari menunggu visit dokter, tiap malam didatangi suster untuk cek tensi,dan lain lain.
Selama 2 minggu Mahira berada dirumah sakit, membuat ia sudah akrab dengan suster dan dokter yang merawatnya. Ada rasa berat untuk meninggalkan rumah sakit dan kebiasaannya tiap hari menunggu visit dokter, tiap malam didatangi suster untuk cek tensi,dan lain lain.
Sebelum pulang Mahira berfoto bersama
dengan suster2 dan memberikan ucapan terima kasih untuk suster yang sudah
dengan cekatan dan baik merawat Mahira selama di Rumah Sakit.
Ada
rasa sedih diraut wajah Mahira, rasanya ia akan kangen dengan kamar perawatan
no 266 Cendrawasih yang sudah seperti kamarnya sendiri…hehe
Berfoto bersama suster2
Mahira akan kembali lagi untuk rutin kontrol yang sudah dijadwalkan minggu
depan di RS Premier Bintaro.
Senin, 25 January 2016
Mahira kembali mendatangi RS Premier Bintaro
untuk kontrol, melepas perban dan jahitan.
Karena baru pertama keluar rumah ,Mahira masih terlihat lemah dan terlihat capek,apalagi perjalanan dari rumah menuju rumah sakit sangat jauh dan macet.
Karena baru pertama keluar rumah ,Mahira masih terlihat lemah dan terlihat capek,apalagi perjalanan dari rumah menuju rumah sakit sangat jauh dan macet.
Walaupun begitu Mahira tetap "happy" karena
bisa bertemu dokter yang telah merawatnya dan sekaligus bisa foto bareng dengan dokter Lutfhi Gatam, dr Pedi dan dr
Bambang.
Selain berfoto, Mahira juga ingin memberikan
kenang2an untuk ke 3 dokter dan mengucapkan terima kasih untuk semua bantuan
dokter.
Foto dengan dr Lutfhi Gatam
dengan dr Bambang
Wah........ Mahira terlihat sangat senang, dan Insya Allah akan kembali untuk kontrol lagi tgl 15 February ..
Mudah2an dalam waktu dekat Mahira bisa
bersekolah dan dapat bertemu dengan teman2nya lagi…
Semangat ya Mahira….
Puri Cinere, 7 Februari 2016
Sumber :
Google, Wikipedia
Boleh tanya alamat email nya ?. Anak saya skoliosis dan disuruh operasi juga.
ReplyDeleteTerima kasih
ini alamat email ku mahiraayasha@yahoo.co.id
ReplyDeletebtw anaknya udah berapa tingkat derajatnya???
Tanteeee... Minta doanya yaaa... Senin nanti kponakan aq jg mw oprasi kaya mahira... Usianya sama... 13 tahun... Salam bwt mahira yaaa tan...
ReplyDeletesemoga cepat pulih ya untuk keponakannya...Salam juga dari Mahira
DeleteTanteeee... Minta doanya yaaa... Senin nanti kponakan aq jg mw oprasi kaya mahira... Usianya sama... 13 tahun... Salam bwt mahira yaaa tan...
ReplyDeleteTanteeee... Minta doanya yaaa... Senin nanti kponakan aq jg mw oprasi kaya mahira... Usianya sama... 13 tahun... Salam bwt mahira yaaa tan...
ReplyDeletesemoga semua lancar ya sayang, gimana keadaanmu skrg? smg sehat2 yaa....maaf tante baru baca..salam juga dari Mahira
DeleteSaya juga skoliosis,namun bedanya keluarga saya tidak begitu support untuk membawa saya ke dokter,sehingga saya tidak memiliki dana,bahkan bisa di bilang orang tua saya tidak percaya dokter,saya hanya bisa pasrahkan kepada Allah,padahal usia saya sekarang sudah 22 tahun,tapi tidak bisa bekerja dan kuliah karna banyaknya kendala dari skoliosis ini,sakit dan berat rasanya tapi ya mau bagaimana lagi,saya hanya bisa berbagi apa yang saya rasakan melalui blog seperti ini,terima kasih jika ada yang menyempatkan untuk membaca tulisan saya,sangat terima kasih
ReplyDeleteHai Mas Rahmat, Saya juga penderita skoliosis, dan saya ingin berpesan untuk tidak menyerah, dengan melihat keluhan akibat skoliosisnya ini tentu harus segera dilakukan operasi, untuk masalah biaya mungkin memang mahal, tapi saat ini layanan BPJS sudah dapat digunakan untuk operasi operasi skoliosis. Semoga membantu
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTante mau tanya , untuk konsultasi dgn dr. Lutfhi biayanya brp yah? Terima kasih :)
ReplyDeleteSalam skolioser, aku juga penderita skoliosis nih, seneng bisa baca blog ini
ReplyDeleteAnak saya juga seorg skolioser 56°.senang membaca blog anda.trimakasih telah berbagi semangat
ReplyDeleteberuntung yaaaa, aku hanya bisa membaca tanpa bisa mengobati :"(
ReplyDeleteAlhamdulillah ada rejeki, berbeda dengan saya kecil dulu. Terkendala biaya, jauh bolak balik kota saya ke jakarta untuk kontrol dan pakai brace yg tidak mengenakkan. Saya membacanya ikut senang, cuma refleks berandai andai juga andai keluarga saya dari orang mampu sehingga saya dioperasi juga dulu. Salam
ReplyDelete